Zulfikar Fik Fikar :Cerita Kampung

Zulfikar Fik Fikar
Cerita Kampung

cerita kemarin
padam lampu di kampungku
panyot-panyot tergantung pohon asam
belakang rumah
minyak tanah membeku
terganti elpiji

duduk di serambi
nyamuk binal ganggu sepi
wangi cempaka ujung pagar
kuning malam terang bulan

di taman wajah-wajah terpajang
senyum merayu kaku
janji-janji merdu mendayu basi
menggoda fikir hama hati

cerita kemarin
orang-orang berhuru-hara
berebut kain berhala panji
seperti kafan pembalut badan
ketika mati

istana gagah berdiri
tiang tegak
tulang-tulang kami
menyekat dinding, terhampar lantai
daging kami
singgasana benderang
redup
mengalir warnawarni
darah mata kami
bertanah jantung kami

seringai bengis penghuni istana
gigi bertaring drakula
menyantap menu sudah tersaji
sambil kangkang dikepala bangsa sendiri

gerah bulan
meningkahi taman
harum melur dibaris pagar
putih berpurnama malam

Banda Aceh, 18 Desember 2013

cerita kemarin
padam lampu di kampungku
panyot-panyot tergantung pohon asam
belakang rumah
minyak tanah membeku
terganti elpiji

duduk di serambi
nyamuk binal ganggu sepi
wangi cempaka ujung pagar
kuning malam terang bulan

di taman wajah-wajah terpajang
senyum merayu kaku
janji-janji merdu mendayu basi
menggoda fikir hama hati

cerita kemarin
orang-orang berhuru-hara
berebut kain berhala panji
seperti kafan pembalut badan
ketika mati

istana gagah berdiri
tiang tegak
tulang-tulang kami
menyekat dinding, terhampar lantai
daging kami
singgasana benderang
redup
mengalir warnawarni
darah mata kami
bertanah jantung kami

seringai bengis penghuni istana
gigi bertaring drakula
menyantap menu sudah tersaji
sambil kangkang dikepala bangsa sendiri

gerah bulan
meningkahi taman
harum melur dibaris pagar
putih berpurnama malam

Banda Aceh, 18 Desember 2013