SONIAN CINTA FEBRUARI , BambangPriatna

SONIAN CINTA FEBRUARI
Berderai rembulan
Rasa bersemi
Palung hati
Kinanti

***
Tak ingin kenangan
Hanya merindu
Satu waktu
Bertemu
***
Indahkan Harapan
Jumpa pujaan
Harum bunga
Cempaka
BambangPriatna Jkt 20Feb2016

Sanctus - Pewahyuan atau Pemusnahan Penulis Simon Toyne


Sanctus - Pewahyuan atau Pemusnahan Penulis Simon Toyne Jumlah Halaman 548 Segala kepastian dunia modern terancam terkoyak-koyak oleh konspirasi…

DALAM TABIR MALAMKU , Bambang Priatna,

DALAM TABIR MALAMKU

Kuingin kau selalu ada memberikan senyummu
Kuingin berhangat dengan binar lembut kasihmu
Alangkah indahnya dan 'kan selalu kurindukan itu
Kuingin selalu melihatmu menangis di hadapanku
Kuingin membasahi lenganku dengan bening sayangmu
Alangkah sejuknya dan 'kan selalu kuharapkan itu
Semoga saja
Semua hanya keindahan semata
Senantiasa waktu memantik rasa kala fajar membuka

*Bambang Priatna, Jkt 23Feb2016

Geliat Penyair Indonesia

geliat penyair Indonesia
Nama-nama yang tak asing bagi kesusastraan dewasa ini akan bertemu di peluncuran antologi penyair mbeling Indonesia "Sakkarepmu", 2 Maret 2016 di Waroeng Apresiasi Bulungan Jakarta. Mereka adalah penyair-penyair kawakan yang telah malang melintang dunia perpuisian Indonesia.
Kegiatan peluncuran antologi Sakkarepmu yang diprakarsai Aloysius Slamet Widodo, tokoh penyair mbeling kenamaan lewat 'Kentut-nya, tidak hanya menyuguhkan 'dagelan semata, tetapi memberikan makna geliat penyair Indonesia terhadap isu nasional yang ditangkap oleh para penyair sebagai hal 'semaunya saja baca "Sakkarepmu", sebagai perumpamaan zaman pancaroba Indonesia yang kita cintai ini.
Penyair-penyair top Jawa Tengah seperti Leak Sosiawan Leak, Wardjito Soeharso dan Heru Mugiarso turut ambil bagian dalam pembacaan puisi mbeling Sakkarepmu sakarep penyair mbeling itu.
Tak luput juga penyair Indonesia lainnya yang dimotori Budhi Setyawan Penyair Purworejo , sebagai penyair yang "menjaga Jakarta akan turut meramaikan puisi Sakarepmu bersama penyair Wans Sabang , Zaeni Boli, Fitrah Anugerah, Diah Natalia dll.
Penyair muda Navys Ahmad, penyair Tigaraksa, akan hadir membacakan puisinya yang dipandu tokoh penyair akademisi Bambang Widiatmoko dari Jakarta.
Dua tokoh penyair dari Banjarmasin , Samsuni Sarman dan Aly Arsi, penyair yang getol mengkampanyekan puisi terhadap generasi muda terbang khusus pada 2 Maret 2016 untuk membacakan puisinya dalam Peluncuran Sakkaremu itu.
Penyair Dedari Rsia, asal Bali yang tinggal di Kupang, yg baru-baru ini telah membacakan puisinya di Brunai Darusalam, juga turut hadir di asara Peluncuran Sakkaremu itu.
Mereka dengan sukarela akan menghadiri Peluncuran Sakarepmu pada Rabu 2 Maret 2016 pukul 19.00 di Waroeng Apresiasi Bulungan Blok M Jakarta sebagai penyair tamu dan patut kita hargai :
1. Bambang Isworo-Tjelah Teater
2. Harry Tjahjono
3. Arya Setra
4.Pilus Jaya Selamanya
5. Elyasa Amrin
6. Salimi Ahmad
7. Herlina Priyambodo
8. Dedy Tri Riyadi
Para tokoh penyair Sakkarepmu itu adalah :
1. Dedari Rsia ( Kupang NTT)
2. Ali Arsy Arsy ( Banjarbaru Kalsel)
3.Samsuni Sarman ( Banarmasin)
4. Navys Ahmad ( Tangerang)
5. Bambang Widiatmoko ( Jakarta)
6. Novia Rika ( Jakarta)
7. Heru Mugiarso ( Semarang)
8. Budhi Setyawan Penyair Purworejo ( Purworejo /Bekasi) .
9. Hasan Bisri Bfc, (Bogor)
10. Wans Sabang (Bekasi)
11. Arya Setra (Jakarta)
12. Wardjito Soeharso ( Semarang)
13. Fitrah Anugerah ( Bekasi)
14. Zaeni Boli (Bekasi/Jakarta)
15. Pelajar SMA Indramayu 3 orang
18. RgBagus Warsono (Indramayu)
19. Aloysius Slamet Widodo (Jakarta)
20. Denis Hilmawati,( Karanganyar Solo)
21. Diah Natalia (Bekasi)
22. Leak Sosiawan Leak
dll.

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih, SH, M.Kn (lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah, 27 Oktober 1957; umur 57 tahun) adalah sastrawati yang juga seorang wartawati berkebangsaan Indonesia. Di kancah kesusastraan Indonesia namanya dikenal ketika karya-karyanya sering dimuat di majalah Anita Cemerlang, dekade 1980-an. Endang adalah wakil pemimpin redaksi Majalah Kartini. Dia sering dipercaya oleh perusahaannya meliput acara-acara kepresidenan, baik di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2014 lalu, dia terpilih sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PWI Jaya) untuk periode 2014 sampai dengan 2019. Karyanya, Lonceng (1976), pernah mengantarkannya meraih penghargaan Adinegoro dari Yayasan Hadiah Jurnalistik Adinegoro, untuk kategori penulisan bidang pembangunan.
Endang Werdiningsih dilahirkan di Kota Tegal. Sejam muda dia sudah menekuni dunia sastra; menulis puisi, mengikuti lomba baca puisi, dan terlibat dalam penerbitan antologi puisi. Dia belajar langsung dengan gurunya yang juga merupakan salah satu sastrawan angkatan 1966, Piek Ardijanto Soeprijadi. Kemampuannya semakin terasah saat dia mulai bergaul dengan para sastrawan Dari Negeri Poci antara lain Handrawan Nadesul, Rahadi Zakaria, Kurniawan Junaedhie, dan Eka Budianta. Usai menamatkan pendidikan SMA 1 Tegal, dia melanjutkan di fakultas hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Karirnya sebagai wartawati dia jalani setelah dia hijrah ke Jakarta di majalah Kartini. Namun kesibukannya sebagai pimpinan redaksi tak menyurutkan langkahnya untuk tetap berkarya, menulis cerpen dan puisi yang dimuat di berbagai media massa.
Dari Negeri Poci (2013)
Dari Negeri Poci (2014)
Kartini 2012: Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia Mutakhir (2012)

NOVEL “DUA TANDA KURUNG -- I’m Still A Woman.” karya Handoko F Zainsam

NOVEL “DUA TANDA KURUNG -- I’m Still A Woman.”
karya Handoko F Zainsam
Peringatan! Jangan sampai terjebak dalam kehidupan tokoh-tokohnya. Ini adalah fiksi. Sekali lagi ini fiksi meskipun dari sebuah peristiwa nyata.
***
Dua Tanda Kurung adalah sebuah pergolakan hidup perempuan yang berusaha menemukan dirinya. Berbagai tekanan dan kekacauan psikologi dan karakter membuatnya kehilangan eksistensi ke’aku’annya. Hingga akhirnya masuk pada tahap siapa sebenarnya aku? Susi, Yanti, Susana, Tyana atau Susiyantyana memiliki riwayat hidup yang membuat kita terjebak dalam perjalanan kehidupannya. Siapa sesungguhnya perempuan yang berusaha menjadi Jawa dengan konsep “hidup itu sekedar ‘keberanian dan strategi’ menjalani (urip saderma nglampahi) ini.

Perjalanan kehidupannya membuat ia harus menyiapkan diri masuk ke dalam geliat pergulatan politik, sosial, dan kebudayaan yang absurd. Lantas Seksual diimplementasikan atas sebuah tafsir pengabdian, totalitas, dan kasih sayang yang keseluruhannya adalah tafsir cinta. Nilai-nilai falsafah Jawa pun diterjemahkan dalam sikap dan tingkah laku keseharian yang dibingkai dalam perbincangan yang sangat filosofis.
Siapkan diri memasuki dunia filosofi (Jawa).
Bait-bait puisi melengkapi perjalanan kehidupan tiap tokoh-tokoh yang bergerak dalam panggung pementasannya.
---------
Komentar:
Handoko mampu menyeret-nyeret perasaan pembaca lewat kisahannya di novel ini. Bahkan, kita seperti dijebloskan pada gegap-gempita perasaan tokohnya. Kejutan, welas asih, dan simbol-simbol perempuan Jawa begitu kental. Ini memang novel yang edaan! Handoko sendiri memang gendheng!
M Djoko Yuwono – Redaktur Senior POS KOTA
***
"Novel ini sarat nilai. Cara Handoko F. Zainsam membangun cerita sangat kreatif. Dia menggoda pembacanya dg cara zigzag. Sayangnya dia terkesan ragu mengakhiri ceritanya. Kita disajikan ending yg menyisakan banyak tanya. Mungkin ini memang gaya Handoko yg memang nyentrik."
Miftah H. Yusufpati –Redaktur Pelaksana “Sindo Weekly”
***
"Ini novel memang gila. Tokoh-tokohnya hidup semua. Aku bahkan bisa merasakan kehadiran dan keberadaannya (Mbak Yanti). Ya, dia ada di suatu tempat. Anjrit! Mas Han bener-bener bikin aku gak bisa tidur. Kurang ajar sampeyan Mas. Bahkan, kadang aku merasa, akulah Mbah Suryo... Sori, Mas. Novel ini memang kurang ajar. Anjrit!"
Abah Yoyok – Penyair, Novelis, dan Penggiat Sastra dari Cisauk
***
Judul : Dua Tanda Kurung | I’m Still A Woman
Penulis : Handoko F Zainsam
Penerbit : Mata Aksara Publishing
Halaman : 276 Halaman
ISBN : 978-979-19451-6-5
Harga : Rp.70.000,-
Sudah bisa diperoleh di Gramedia dan Gunung Agung terdekat.
Pesen Langsung Harga Rp.50.000,- plus ongkos kirim
Hubungi : Inbox FB Handoko F. Zainsam