Dedari Rsia
69 tahun Indonesia
Selamat pagi negeri padi
Yang dibajak para tengkulak
beras luar negeri
Tapi para pahlawannya terlalu setia
Mengunyah kepahitan
Di bawah papan nama makam berlumut
Selamat merdeka bangsa peternak gagah
Menderap kuda sepanjang sabana
Tapi petinggi negeri rekeningnya
Terkotori amis daging sapi
Sambil menggenggam merah putih
Yang sering dikhianati
Panji panji partai
Lihatlah para pelajar berseragam Pramuka
Menegakkan dada dalam barisan
Berani malu
Tetap bangga nyanyikan
Indonesia raya
Dan di Jakarta para pemimpin pemimpi
Perang kata kata di sepanjang
Arena , kertas impor , dan TV rakitan
Dengarlah
Di pangkal tiang bendera
Seorang perempuan tua berkebaya
Menangis untuk anak gadisnya
Yang dirajam di tanah seberang
Karena tak mampu lanjutkan sekolah
Yang dijanjikan serba murah
Dan ketika tubuh sakitnya
Pulang
Kami tak mampu mengobatinya
Karena kurang anggaran
Dan kasih sayang
Tapi
kami tetap bangga
Untuk menulis Indonesia
Di kolom kewarganegaraan paspor kosong tanpa visa
Kami tetap gembira
merayakan hari ini
Dengan lomba kerupuk dan panjat pinang
Deklamasi sajak kemerdekaan
Yang hilang dari buku buku
Para penyair yang terpinggir
Kami mencintai kamu negeri padi
Berapapun usiamu
Karena
sekering apapun air mata
Bumi
Semarah apapun Gunung Gunung apimu
Serakus apapun kota kota menjarah
Tanah sawah kami
Kau tetap Indonesiaku
Karena
Inilah negeri
Tumpah darah sepanjang hayat
Tempat kami berebut menulis sejarah
Walau selalu saja
Sejarah hanya ada
Dan menjadi catatan kaki
Bagi penentu negeri ini
Selamat enam sembilan tahun
Indonesia
Mari terus nyanyikan
Optimisme dalam kenisbian kenyataan .