Pada wanita ini kutitipkan masa depan mereka yang dulu belum bernama. Dari rahimnya mengalir dua harapan yang tak kan berhenti pada titik ini. Kali ini.
Dari dadanya yang ranum itu kubiarkan tetes air kehidupan membuahi mulut anak-anak yang akan meneruskan batu jalanku. Tak berhenti. Pada titik ini pun.
Dari bibirnya ia merayu agar kami tetap selalu bersama bayang-bayang
ciptaan cinta. Selalu menyatu di batu jalan kami. Tak berhenti. Mengalir
ke dalam sungai yang hanya ada dalam pandangan kami. Bening dan tak
terkeruhkan.