Algibrani Elmadyan Sipujanggagila SAJAK MANA SAJAK YANG SAJAK

SAJAK MANA SAJAK YANG SAJAK

Bagiku sepisau luka-nya tardji adalah awal dari langkahku bergerak dalam sajak
Mengakui syair adalah rumah dari orang-orang dewasa lagi bijak

Barangkali aku terlalu belia untuk menjejaki lukanya bermain kata
Karena batasannya adalah para pengawal raja menyebarkan paku disejalanku

Barangkali dunia ini pelataran agungnya hanya milik ulama atau para pendeta
Sedang aku ibaratnya hanya pemungut sampah sisa dari otak-otak mereka

O, bilakah pengetahuan adalah cahaya yang bersumber dari cahaya
Mengapa pula pengetahuan yang bila isinya adalah pengetahuan, harus dijatuhkan oleh pengetahuan... ungkapnya "inilah sebenarnya pengetahuan."

Lalu mana yang sebenarnya pengetahuan?
Seperti halnya juga ketika si pencari makna
Menggubah sebait sajak, dan o, itu tidak o, itu bukan o, tidak seperti o....
Lalu mana o yang sebenarnya?

Ketika sajak mengekor pada aturan satu pengetahuan
Mengapa pengetahuan lain seolah menelanjangi bahkan menghakimi
Tidakkah ada jalan tengah yang bermuka ramah
Seperti Hanafi dan Hambali seiring meski jalan beda tapi satu makna.

O, maaf Tuhan aku salah membuat perbandingan, karena ini bukan perkara agama atau hakikat yang mencari hakikat.

O, aku mungkin terlalu bodoh
Bertanya tentang sajak mana sajak yang sajak
Tentang aturan yang mengatur aturan

Bilakah sajakku adalah seranting yang patah, lalu disambung kembali dengan temali teori, kemudian sang ahli di lain sisi hendak menyangkal kebenaran, apalah daya kegelisahan pujangga yang mungkin akan mati di sajaknya sendiri.

Bertemulah di jalan tengah ketika dalil tak dapat berdalil dengan dalil lain.
Atau bertanyalah pada sajak itu sendiri bagaimana sajak terlahir, kemudian jadilah penafsiran sebagai bapaknya yang tak membunuh anak dan meracuni istrinya sendiri.
Atau bila kau "bersajak" bersikaplah seolah kau adalah sajak itu sendiri.

Sukabumi: 271113